Ini waktunya kita untuk mengenal
sejarah Tamiang, menurut aku sebagai anak tamiang yang baik ,kita harus
mengenal sejarah tamiang itu sendiri,kan gak lucu kalo anak tamiang gak tau
gimana sejarah sukunya sendiri,walaupun secara realistis hal itu udah terjadi,coba
deh tanya ke orang tuamu yang orang tamiang,tau gak tamiang itu berasal dari
mana? Atau pernah gak orang tuamu nyeritain tentang raja muda sedia sebagai
bedstories waktu kamu kecil?,that’s it,mungkin karena kurangnya penyebaran
cerita-cerita daerah tamiang itu sendiri yang membuat cerita ini akan ikut
tenggelam dalam sejarah,tulisan ini hanyalah salah satu dari banyak usaha yang
bisa kita lakukan untuk mempertahankan budaya Tamiang itu sendiri,so selamat
membaca!
Kita balik ke beratus-ratus tahun
yang lalu,karena ini adalah cerita yang long long time ago,mbah aku aja belum lahir.
Dulu pada abad 7(nah,lama amat kan) telah berdiri beberapa kerajaan di sumatera
termasuk yang paling gede waktu itu adalah kerajaan Melayu di Riau,yang menurut
sejarahnya dibangun pada tahun 670 masehi,dengan rajanya “Raja Diraja Mambang
Tun Raja Ditasek”,nah di palembang juga berdiri sebuah kerajaan yang dikenal
sebagai salah satu kerajaan paling gede yang pernah ada di asia tenggara yaitu
Sriwijaya. Ya yang namanya tetanggaan kan pasti akan terjadi clash,apalagi Sriwijaya ingin
mengembangkan daerah kekuasaan,akhirnya terjadilah invasi ke kerajaan melayu
oleh Sriwijaya,yang akhirnya mebuat kerajaan melayu hancur dan rakyatnya harus
pindah dari tanah mereka,ada yang pergi ke kalimantan selatan hingga
Filipina,ada juga yang sampai maluku,bahkan menurut sejarahnya ada yang sampai
ke kepulauan hawaii,lho!(guys,we’re talking about manusia yang hidup pada tahun
600-an,jadi wajar mereka bisa berlayar hingga sampai ke hawaii :D),nah,ada juga
beberapa imigran melayu yang akhirnya sampai di pulau kampai,disini mereka
tinggal hingga berabad-abad dan membangun kerajaan,namun pada akhirnya mereka
pindah lagi akibat adanya invasi dari kerajaan India selatan pada 1024 M,dan dalam
pencarian lokasi tempat tinggal yang baru mereka menemukan sebuah muara besar
dengan tanah subur disekitarnya,sehingga mereka menyebutnya “Sungai besar” yang
sekarang kita kenal sebagai “Sungai Tamiang” (bayangkan kamu sebagai
orang-orang melayu yang lagi dalam pencarian daerah baru dan menemukan sungai
yang gede dengan tanah subur disekitarnya,itu benar-benar anugerah yang besar
banget!).
Di hulu sungai,sungai ni terbelah
menjadi dua yang sekarang kita kenal dengan nama sungai simpang kiri yang
mengarah ke barat,dan sungai simpang kanan yang mengarah ke timur,dan akhirnya
bertemu di sungai besar yang sekarang kita kenal dengan daerah “Kuala simpang”.
Di daerah sungai simpang kanan mereka mendirikian sebuah kerajaan yang bernama
“kerajaan Batu Karang” yang merupakan cikal bakal kerajaan Tamiang,daerah ini
sekarang dikenal dengan nama “pantai perak”.
Menurut
legenda, Raja Tan Penoh yang merupakan raja kerajaan batu karang,menemukan
seorang bayi di rumpun bambu yang dinamai Pucok suloh,dan saat ditemukan bayi
tersebut tidak terkena gatal-gatal dari miyang bambu,sehingga ketika dia
dinobatkan menjadi raja,dia bergelar “pucok suloh raja Te-miyang”. Namun ada
juga legenda yang mengatakan bahwa Tamiang itu berasal dari sebutan kerajaan pasai
untuk kerajaan tamiang karena pada waktu itu Raja Muda Sedia yang sedang
memerintah kerajaan tamiang memiliki tanda hitam di pipinya,sehingga
orang-orang pasai menyebutnya Keurejeuen
Raja item-mieng (Kerajaan Raja yang hitam pipinya).
Kerajaan
ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Muda Sedia pada
tahun 1330 M,kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan islam tamiang,karena ketika
itu islam sudah menyebar di kawasan tamiang dan dibawa oleh orang-orang dari
kerajaan pasai,ibukota kerajaan tamiang juga di pindahkan ke Benua(kuala
simpang),dan sekarang daerah itu dikenal sebagai Benua Raja.
Nah,itu
dia sekilas tentang sejarah suku tamiang,yang merupakan pecahan dari kerajaan
melayu yang di Riau,jadi wajar jika bahasa tamiang itu mempunyai kemiripan
dengan bahasa melayu yang ada di malaysia,karena kita dulunya merupakan suatu
suku yang sama dengan suku melayu. Sebagai orang tamiang tentunya kita gak mau
kalau suatu saat suku tamiang hanya menjadi legenda,dan hilang keeksistensinya.
Dengan memelihara adat,budaya dan bahasa tamiang aku yakin kok kita bisa
menjaga keberadaan suku tamiang ini. Semangat menjaga budaya tamiang!.
Sumber: Wan Diman,muntasir.2003. Tamiang dalam lintasan
sejarah(mengenal adat dan budaya tamiang).Banda aceh: yayasan Sri Ratu
Syafiatuddin.