Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kamis, 14 Februari 2013

Sekilas Sejarah Tamiang



Ini waktunya kita untuk mengenal sejarah Tamiang, menurut aku sebagai anak tamiang yang baik ,kita harus mengenal sejarah tamiang itu sendiri,kan gak lucu kalo anak tamiang gak tau gimana sejarah sukunya sendiri,walaupun secara realistis hal itu udah terjadi,coba deh tanya ke orang tuamu yang orang tamiang,tau gak tamiang itu berasal dari mana? Atau pernah gak orang tuamu nyeritain tentang raja muda sedia sebagai bedstories waktu kamu kecil?,that’s it,mungkin karena kurangnya penyebaran cerita-cerita daerah tamiang itu sendiri yang membuat cerita ini akan ikut tenggelam dalam sejarah,tulisan ini hanyalah salah satu dari banyak usaha yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan budaya Tamiang itu sendiri,so selamat membaca!
Kita balik ke beratus-ratus tahun yang lalu,karena ini adalah cerita yang long long time ago,mbah aku aja belum lahir. Dulu pada abad 7(nah,lama amat kan) telah berdiri beberapa kerajaan di sumatera termasuk yang paling gede waktu itu adalah kerajaan Melayu di Riau,yang menurut sejarahnya dibangun pada tahun 670 masehi,dengan rajanya “Raja Diraja Mambang Tun Raja Ditasek”,nah di palembang juga berdiri sebuah kerajaan yang dikenal sebagai salah satu kerajaan paling gede yang pernah ada di asia tenggara yaitu Sriwijaya. Ya yang namanya tetanggaan kan pasti akan terjadi clash,apalagi Sriwijaya ingin mengembangkan daerah kekuasaan,akhirnya terjadilah invasi ke kerajaan melayu oleh Sriwijaya,yang akhirnya mebuat kerajaan melayu hancur dan rakyatnya harus pindah dari tanah mereka,ada yang pergi ke kalimantan selatan hingga Filipina,ada juga yang sampai maluku,bahkan menurut sejarahnya ada yang sampai ke kepulauan hawaii,lho!(guys,we’re talking about manusia yang hidup pada tahun 600-an,jadi wajar mereka bisa berlayar hingga sampai ke hawaii :D),nah,ada juga beberapa imigran melayu yang akhirnya sampai di pulau kampai,disini mereka tinggal hingga berabad-abad dan membangun kerajaan,namun pada akhirnya mereka pindah lagi akibat adanya invasi dari kerajaan India selatan pada 1024 M,dan dalam pencarian lokasi tempat tinggal yang baru mereka menemukan sebuah muara besar dengan tanah subur disekitarnya,sehingga mereka menyebutnya “Sungai besar” yang sekarang kita kenal sebagai “Sungai Tamiang” (bayangkan kamu sebagai orang-orang melayu yang lagi dalam pencarian daerah baru dan menemukan sungai yang gede dengan tanah subur disekitarnya,itu benar-benar anugerah yang besar banget!).
Di hulu sungai,sungai ni terbelah menjadi dua yang sekarang kita kenal dengan nama sungai simpang kiri yang mengarah ke barat,dan sungai simpang kanan yang mengarah ke timur,dan akhirnya bertemu di sungai besar yang sekarang kita kenal dengan daerah “Kuala simpang”. Di daerah sungai simpang kanan mereka mendirikian sebuah kerajaan yang bernama “kerajaan Batu Karang” yang merupakan cikal bakal kerajaan Tamiang,daerah ini sekarang dikenal dengan nama “pantai perak”.
     Menurut legenda, Raja Tan Penoh yang merupakan raja kerajaan batu karang,menemukan seorang bayi di rumpun bambu yang dinamai Pucok suloh,dan saat ditemukan bayi tersebut tidak terkena gatal-gatal dari miyang bambu,sehingga ketika dia dinobatkan menjadi raja,dia bergelar “pucok suloh raja Te-miyang”. Namun ada juga legenda yang mengatakan bahwa Tamiang itu berasal dari sebutan kerajaan pasai untuk kerajaan tamiang karena pada waktu itu Raja Muda Sedia yang sedang memerintah kerajaan tamiang memiliki tanda hitam di pipinya,sehingga orang-orang pasai menyebutnya Keurejeuen Raja item-mieng (Kerajaan Raja yang hitam pipinya).
     Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Muda Sedia pada tahun 1330 M,kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan islam tamiang,karena ketika itu islam sudah menyebar di kawasan tamiang dan dibawa oleh orang-orang dari kerajaan pasai,ibukota kerajaan tamiang juga di pindahkan ke Benua(kuala simpang),dan sekarang daerah itu dikenal sebagai Benua Raja.
     Nah,itu dia sekilas tentang sejarah suku tamiang,yang merupakan pecahan dari kerajaan melayu yang di Riau,jadi wajar jika bahasa tamiang itu mempunyai kemiripan dengan bahasa melayu yang ada di malaysia,karena kita dulunya merupakan suatu suku yang sama dengan suku melayu. Sebagai orang tamiang tentunya kita gak mau kalau suatu saat suku tamiang hanya menjadi legenda,dan hilang keeksistensinya. Dengan memelihara adat,budaya dan bahasa tamiang aku yakin kok kita bisa menjaga keberadaan suku tamiang ini. Semangat menjaga budaya tamiang!.

Sumber: Wan Diman,muntasir.2003. Tamiang dalam lintasan sejarah(mengenal adat dan budaya tamiang).Banda aceh: yayasan Sri Ratu Syafiatuddin.