Diskusi : Temanku Rio - Inspirasi.co
di share guys!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Selasa, 26 November 2013
Senin, 25 November 2013
Temanku Rio
Ayo sini,
aku perkenalkan kepadamu temanku. Namanya Rio Alfajri, seorang anak perantauan
dari Palembang yang mengasah hidupnya di Bandung. Ketika pertama kali aku
melihatnya, tidak ada yang istimewa dari dirinya, hanya seorang anak bertubuh
tinggi, yang selalu memakai jaket semi jas berwarna hitam dan memanggul tas
berwarna hitam pula yang kelihatannya melebihi kapasitas normalnya.
Yang menjadi istimewa
adalah ketika minggu pertama duduk di bangku kuliah, Rio langsung menjadi trending topic di kelas, bukan karena
penampilannya, namun karena keaktifannya dalam bertanya. Terkadang beberapa
temanku lainnya jengah ketika Rio bertanya karena ketika dosen mau mengakhiri
kelas, Rio bertanya kembali sehingga kelas tidak jadi selesai. Bahkan ada
seseorang temanku berkata kepadaku suatu ketika,
“ Ah, apaan sih, masa Rio mulu yang nanya, lo tau gak lang, kalo kita
sering bertanya di kelas, makin kelihatan begonya”.
Tiga bulan berlalu,
kebiasaan Rio yang selalu bertanya di kelas sudah dimaklumi oleh yang lain.
Bahkan Rio menambah amunisi pertanyaannya, yang biasanya hanya satu pertanyaan,
kini menjadi dua pertanyaan. Tiba-tiba Topic
tentang Rio kembali menghangat karena di suatu pagi, sebuah baligho
berukuran 5x3 meter yang biasanya memuat mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi
kini memuat foto wajah Rio, tidak tanggung-tanggung. Fotonya ada dua dalam
baligho tersebut, yang satu sebagai juara 1 menulis tingkat fakultas, dan yang
satu lagi juara III menulis artikel tingkat universitas. Level Rio di mata
orang-orang mulai meningkat, kini Rio tidak hanya mahasiswa yang kegiatannya
hanya berkutat dengan buku, namun dia juga berani untuk mengikuti lomba menulis
dan mengirimkan karya-karyanya di koran-koran.
Kini Rio telah menulis
belasan artikel untuk koran-koran nasional, menjadi ketua panitia acara
fakultas, aktif di kegiatan dakwah kampus, menjadi mahasiswa berprestasi
tingkat fakultas dan memiliki bisnis distribusi buku yang sukses, pencapaian
yang menakjubkan bagi mahasiswa yang baru memasuki semester tiga.
Mungkin teman-teman akan mengira apa yang dia capai
saat ini terlalu instan. Orang-orang selalu melihat hasil, hanya sedikit yang
melihat prosesnya. Hanya sedikit yang tahu jika Rio selalu bangun untuk shalat
tahajud di tengah malam, bangun ketika subuh lalu menulis lagi, dan mengisi weekendnya dengan mengajar anak-anak
SD/SMP di pelosok Jatinangor.
Aku melihatnya sebagai seseorang pekerja keras, yang
berani mencoba apapun, dan selalu berpikir kreatif, suatu ketika dia pernah
berkata,
“ Kalau mau bertanya pas acara seminar dengan pesertanya yang ribuan, coba
pakai pakaian atau aksesoris yang menarik, aku selalu memakai ikat kepala saat
seminar, sehingga ketika aku bertanya, aku akan terlihat berbeda, dan aku akan
ditunjuk sebagai penanya, lumayan lho, selain kita bisa bertanya, kita juga
akan mendapat doorprize yang menarik,
hehehe”.
Kini impian Rio
selanjutnya adalah mengikuti audisi pelawak di salah satu stasiun televisi, aku
tidak mengerti mengapa seorang mahasiswa kutu buku sepertinya mau mengikuti
acara seperti itu, dasar Rio, always push
the limits!.
silahkan di share :)
inspirasi.co/forum/post/873
Jumat, 15 November 2013
Khalifah Abu Bakas As-Shiddiq, Tauladan para pemimpin
“Wahai Manusia! Aku
telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang terbaik
diantaramu, maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, bantukah
(ikutilah) aku, tetapi jika aku salah, maka luruskanlah. Hendaklah kamu ta’at
kepadaku selama aku ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada
mematuhi (Allah dan Rasul-Nya), bagimu tidak wajib mentaatiku”.(Pidato
pengangkatan Abu Bakar As-Shiddiq sebagai Khalifah)
Sungguh
suatu kebahagian tersendiri ketika Islam memiliki seorang khalifah yang sangat
santun dan bijaksana, pidatonya ketika terpilih sebagai khulafa rasyidin
pertama sangat menggetarkan hati. Dia mampu merendahkan hati sekaligus
meninggikan diri di saat yang bersamaan. “Aku
bukanlah orang terbaik diantaramu”, adalah sebuah pengakuan betapa Abu
Bakar masih merasa kurang dibandingkan dengan yang lain, masih merasa dirinya tidak
tahu apa-apa dibandingkan orang lain. sama seperti Aristoteles dalam perkataannya
yang terkenal “Orang yang paling bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dia
tidak tahu”, jelas Abu bakar adalah perwujudan fisik dari perkataan Sokrates.
Selanjutnya dia mengatakan apabila dia melakukan kesalahan dia meminta orang
lain untuk membantunya dalam memperbaiki kesalahannya. Sesuatu yang sangat
jarang yang dimiliki oleh para petinggi di negeri ini adalah rasa mengakui
kesalahannya, bahkan banyak pejabat yang sudah jelas memang melakukan pekerjaan
kotor dan korupsi tetap saja secara mati-matian mengatakan kalau dirinya tidak bersalah.
Dalam
kalimat terakhir dalam pidatonya, Abu Bakar menegaskan eksistensinya yang
hanyalah seorang muslim yang menyembah Allah dan jabatan yang dia pegang juga
merupakan karunia Allah, oleh karena itu dia memasrahkan diri jika segala
kebijakan politiknya akan dinilai melalui perspektif ta’at kepada Allah. Umat
boleh mematuhi segala perintah Abu Bakar sebagai pemimpin apabila Abu Bakar
tetap ta’at kepada Allah, seandainya Abu Bakar sudah tidak ta’at lagi kepada
Allah maka umat tidak boleh lagi mematuhi perintah Abu Bakar.
Abu
Bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun, seorang pemimpin yang harusnya
menjadi tauladan bagi seluruh pemimpin di dunia. Memiliki kerendahan hati dan
bijaksana sekaligus orang yang ta’at beribadah kepada tuhannya sehingga terjaga
moralnya adalah nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seluruh pemimpin. Abu
Bakar adalah salah satu dari sekian banyak pemimpin dalam sejarah Islam yang
menorehkan tinta emasnya di sepanjang peradaban, penting bagi kita sebagai
manusia untuk meneladani orang-orang terbaik yang dimiliki dunia Islam.
Langganan:
Postingan (Atom)