Buku pertama yang sudah selesai
dibaca pada liburan kali ini adalaaaah “Ayahku (bukan) pembohong” goresan pena
Tere-Liye (kayak baca puisi ya?),bukunya tu bercerita tentang anak yang
dibesarkan dengan cerita –cerita hebat pengalaman muda ayahnya,yang ketika
sudah dewasa anaknya menyadari bahwa cerita-cerita itu hanyalah kebohongan
ayahnya saja,tau film Big fish? Nah,kalo ada yang tau, novel ini gak jauh
berbeda dengan Film itu. penulisnya sendiri mengakui jika dia tidak pernah
membaca novel Big Fish yang di kemudian hari dijadikan film itu,well penulis
juga menyerahkan kesimpulan apakah novel ini menjiplak Big fish atau tidak
kepada pembaca.
Oke lanjut ke isi cerita,setelah aku
baca Novel ini dapat nilai 7,5 dari aku (perbandingannya novel 5 cm dapet nilai 9),Dam yang dibesarkan
dengan berbagai cerita-cerita pengalaman hebat ayahnya sudah berhenti
mempercayai cerita-cerita ayahnya ketika berusia 20 tahun,masalah timbul ketika
ayahnya yang sudah tua tinggal bersama Dam dan keluarganya,ayahnya juga kembali
menceritakan kisah-kisah hebatnya kepada Zas dan Qon,cucunya sekaligus anak
Dam(yaiyalah). Dam tidak ingin anaknya menjadi korban cerita-cerita bohong
ayahnya,Dam menginginkan anak-anaknya itu dibesarkan dengan pendidikan modern
dan pemahaman tentang realita kehidupan. Disinilah cerita tentang Dam dari
kecil hingga dewasa diceritakan,bersamaan dengan cerita-cerita ayahnya yang
selalu diselipkan menjadi motivasi bagi dam ketika menghadapi masalah,seperti
ketika Dam bersiteru dengan Jarjit yang selalu mengganggunya Dam teringat
dengan cerita ayahnya tentang suku penguasa angin yang tidak melawan kekerasan
dengan kekerasan,namun banyak hal yang mampu melembutkan kekerasan tersebut.
Ayah Dam adalah orang yang
terkenal jujur di kota,semua warga kota menghormati keluarga Dam,ayahnya
bercerita kepada Dam bahwa ayahnya pernah berteman dengan bintang sepakbola
dunia kesukaan Dam yang dijuluki el capitano,mempunyai ayah angkat yang
merupakan hakim paling adil sedunia yang bernama raja tidur,pernah mencicipi
apel emas di lembah bukhara,dan menaiki layang-layang legendaris ketika bertemu
dengan suku penguasa angin. Dan cerita terakhir yang didengar Dam dari ayahnya
ialah cerita tentang danau sufi yang menjelaskan tentang hakikat kebahagiaan
sejati. Pada akhirnya Dam menyadari jika cerita-cerita ayahnya tidaklah
bohong,terbukti pada saat pemakaman ayahnya pemain sepakbola el capitano ikut
menghadiri pemakaman tersebut,dan layang-layang dari suku penguasa angin juga
terlihat menghiasi langit pemakaman tersebut.
Novel ini memiliki banyak
kelebihan dari segi penceritaan,dimana banyak pesan-pesan yang bermakna yang
terselip di setiap buku ini,melalui alur cerita yang maju-mundur,novel ini
membuat kesan bahwa cerita yang dihasilkan berbeda dengan novel-novel
lainnya,tidak adanya pencantuman nama orang,tempat,ataupun negara dimana
terjadinya cerita merupakan nilai plus tersendiri bagi novel ini menurut saya,hingga akhir
cerita kita tidak diberitahu siapa nama lengkap Dam,nama ayahnya,nama ibunya,bahkan
kota ataupun negara dimana terjadi cerita ini,hal ini membuat buku ini menjadi
novel yang “benar-benar fiksi”.kekurangan yang dimiliki adalah-menurut
pandangan saya- tidak adanya penjelasan tentang beberapa cerita ayahnya,seperti
siapakah raja tidur itu sebenarnya,mengapa akademi gajah tidak ada di mesin
pencarian walaupun sekolah itu adalah sekolah terkenal. Mungkin semua cerita
ayahnya adalah kebenaran namun ketika ayahnya bercerita ditambahkan
detail-detail tertentu agar ceritanya menjadi menarik sehingga terkesan cerita
ini adalah bohongan. Namun terlepas dari itu semua banyak nilai yang terkandung
didalamnya,kekeluargaan,kepercayaan bahwa selalu ada kemudahan di balik hal
yang sulit,persahabatan, dan masih banyak lagi,jadi saran aku sih baca
aja,walaupun disini udah dikasih tau spoilernya,hehehe.
Hai, mau minta pendapat kamu tentang novel ini,
BalasHapusmenurut kamu karakter dalam novel ini bagaimana?
bagaimana relevansinya dengan kehidupan nyata?
trya