Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumat, 15 November 2013

Khalifah Abu Bakas As-Shiddiq, Tauladan para pemimpin



Wahai Manusia! Aku telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang terbaik diantaramu, maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, bantukah (ikutilah) aku, tetapi jika aku salah, maka luruskanlah. Hendaklah kamu ta’at kepadaku selama aku ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada mematuhi (Allah dan Rasul-Nya), bagimu tidak wajib mentaatiku”.(Pidato pengangkatan Abu Bakar As-Shiddiq sebagai Khalifah)
                Sungguh suatu kebahagian tersendiri ketika Islam memiliki seorang khalifah yang sangat santun dan bijaksana, pidatonya ketika terpilih sebagai khulafa rasyidin pertama sangat menggetarkan hati. Dia mampu merendahkan hati sekaligus meninggikan diri di saat yang bersamaan. “Aku bukanlah orang terbaik diantaramu”, adalah sebuah pengakuan betapa Abu Bakar masih merasa kurang dibandingkan dengan yang lain, masih merasa dirinya tidak tahu apa-apa dibandingkan orang lain. sama seperti Aristoteles dalam perkataannya yang terkenal “Orang yang paling bijaksana adalah orang yang tahu bahwa dia tidak tahu”, jelas Abu bakar adalah perwujudan fisik dari perkataan Sokrates. Selanjutnya dia mengatakan apabila dia melakukan kesalahan dia meminta orang lain untuk membantunya dalam memperbaiki kesalahannya. Sesuatu yang sangat jarang yang dimiliki oleh para petinggi di negeri ini adalah rasa mengakui kesalahannya, bahkan banyak pejabat yang sudah jelas memang melakukan pekerjaan kotor dan korupsi tetap saja secara mati-matian mengatakan kalau dirinya tidak bersalah.
                 Dalam kalimat terakhir dalam pidatonya, Abu Bakar menegaskan eksistensinya yang hanyalah seorang muslim yang menyembah Allah dan jabatan yang dia pegang juga merupakan karunia Allah, oleh karena itu dia memasrahkan diri jika segala kebijakan politiknya akan dinilai melalui perspektif ta’at kepada Allah. Umat boleh mematuhi segala perintah Abu Bakar sebagai pemimpin apabila Abu Bakar tetap ta’at kepada Allah, seandainya Abu Bakar sudah tidak ta’at lagi kepada Allah maka umat tidak boleh lagi mematuhi perintah Abu Bakar.
                Abu Bakar memimpin umat Islam selama 2 tahun, seorang pemimpin yang harusnya menjadi tauladan bagi seluruh pemimpin di dunia. Memiliki kerendahan hati dan bijaksana sekaligus orang yang ta’at beribadah kepada tuhannya sehingga terjaga moralnya adalah nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seluruh pemimpin. Abu Bakar adalah salah satu dari sekian banyak pemimpin dalam sejarah Islam yang menorehkan tinta emasnya di sepanjang peradaban, penting bagi kita sebagai manusia untuk meneladani orang-orang terbaik yang dimiliki dunia Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar