Ayo sini,
aku perkenalkan kepadamu temanku. Namanya Rio Alfajri, seorang anak perantauan
dari Palembang yang mengasah hidupnya di Bandung. Ketika pertama kali aku
melihatnya, tidak ada yang istimewa dari dirinya, hanya seorang anak bertubuh
tinggi, yang selalu memakai jaket semi jas berwarna hitam dan memanggul tas
berwarna hitam pula yang kelihatannya melebihi kapasitas normalnya.
Yang menjadi istimewa
adalah ketika minggu pertama duduk di bangku kuliah, Rio langsung menjadi trending topic di kelas, bukan karena
penampilannya, namun karena keaktifannya dalam bertanya. Terkadang beberapa
temanku lainnya jengah ketika Rio bertanya karena ketika dosen mau mengakhiri
kelas, Rio bertanya kembali sehingga kelas tidak jadi selesai. Bahkan ada
seseorang temanku berkata kepadaku suatu ketika,
“ Ah, apaan sih, masa Rio mulu yang nanya, lo tau gak lang, kalo kita
sering bertanya di kelas, makin kelihatan begonya”.
Tiga bulan berlalu,
kebiasaan Rio yang selalu bertanya di kelas sudah dimaklumi oleh yang lain.
Bahkan Rio menambah amunisi pertanyaannya, yang biasanya hanya satu pertanyaan,
kini menjadi dua pertanyaan. Tiba-tiba Topic
tentang Rio kembali menghangat karena di suatu pagi, sebuah baligho
berukuran 5x3 meter yang biasanya memuat mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi
kini memuat foto wajah Rio, tidak tanggung-tanggung. Fotonya ada dua dalam
baligho tersebut, yang satu sebagai juara 1 menulis tingkat fakultas, dan yang
satu lagi juara III menulis artikel tingkat universitas. Level Rio di mata
orang-orang mulai meningkat, kini Rio tidak hanya mahasiswa yang kegiatannya
hanya berkutat dengan buku, namun dia juga berani untuk mengikuti lomba menulis
dan mengirimkan karya-karyanya di koran-koran.
Kini Rio telah menulis
belasan artikel untuk koran-koran nasional, menjadi ketua panitia acara
fakultas, aktif di kegiatan dakwah kampus, menjadi mahasiswa berprestasi
tingkat fakultas dan memiliki bisnis distribusi buku yang sukses, pencapaian
yang menakjubkan bagi mahasiswa yang baru memasuki semester tiga.
Mungkin teman-teman akan mengira apa yang dia capai
saat ini terlalu instan. Orang-orang selalu melihat hasil, hanya sedikit yang
melihat prosesnya. Hanya sedikit yang tahu jika Rio selalu bangun untuk shalat
tahajud di tengah malam, bangun ketika subuh lalu menulis lagi, dan mengisi weekendnya dengan mengajar anak-anak
SD/SMP di pelosok Jatinangor.
Aku melihatnya sebagai seseorang pekerja keras, yang
berani mencoba apapun, dan selalu berpikir kreatif, suatu ketika dia pernah
berkata,
“ Kalau mau bertanya pas acara seminar dengan pesertanya yang ribuan, coba
pakai pakaian atau aksesoris yang menarik, aku selalu memakai ikat kepala saat
seminar, sehingga ketika aku bertanya, aku akan terlihat berbeda, dan aku akan
ditunjuk sebagai penanya, lumayan lho, selain kita bisa bertanya, kita juga
akan mendapat doorprize yang menarik,
hehehe”.
Kini impian Rio
selanjutnya adalah mengikuti audisi pelawak di salah satu stasiun televisi, aku
tidak mengerti mengapa seorang mahasiswa kutu buku sepertinya mau mengikuti
acara seperti itu, dasar Rio, always push
the limits!.
silahkan di share :)
inspirasi.co/forum/post/873
Tidak ada komentar:
Posting Komentar